Kita Hanya Melihat Apa yang Ingin Kita Lihat

10.23


Saya sering melewati suatu tempat, berulang-ulang bahkan. Tapi anehnya, ga pernah menyadari kehadiran sesuatu yang memang selalu ada di titik tertentu. Kenapa? Karena otak kita ga memerintahkan mata untuk melihat sesuatu itu.

Kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat.

Jadi ketika ban motor saya tiba-tiba bocor, dan saya harus mendorong kendaraan itu sambil mencari-cari di mana kira-kira letak tambal ban atau bengkel terdekat, saya menggerutu, kenapa saya tidak pernah memperhatikan di mana letak bengkel di area itu. Padahal ya, saya rutin melewati jalur itu paling sedikit satu minggu sekali.

Kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat.

Atau, ketika kita sudah berada di situasi yang lain, misalnya saya yang sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga, melakukan pekerjaan rumah yang terbilang banyak dan menyita waktu hingga menyentuh handphone pun jarang. Sekalinya saya menyentuh handphone karena ada waktu senggang (atau istirahat sebelum mengambil pekerjaan lainnya), eh si anu lewat dan melihat saya bermain. Herannya, dia tidak pernah ada saat saya sedang sibuk mengerjakan kewajiban saya. Sekarang image saya jadi tukang main hape. Padahal...

Well, that's it. Kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat.

Jadi, sebelum kau menilai sesuatu, apa kau yakin sudah memperhatikan segala sesuatu sedetail mungkin? Atau kau cuma mengatakan hal yang hanya kau lihat tanpa tahu hal-hal yang kau tidak (ingin) lihat?

You Might Also Like

0 comments