Galungan

10.12

Sebenarnya saya ingin posting ini kemarin hari, karena hari raya Galungan berakhir pada sepuluh jam yang lalu. Tapi, tak apalah. Galungan ini adalah galungan keempat yang paling kuingat dalam hidup.

#1 : Galungan sebelum kaki Mbah diamputasi
#2 : Galungan setelah Mbah ga ada
#3 : Galungan setelah Bapak ga ada
#4 : Galungan saat Mama mengalami kecelakaan

Tabrakan itu terjadi tepat seminggu sebelum Galungan tiba, sehari setelah saya mengalami suatu konfrontasi yang mengakibatkan pikiran kekanakan itu mencuat, kabur, lalu berakhir dengan penyesalan ketika Mama dikabarkan kecelakaan. Satu juta ludes, hm.. Dan selalu diungkit sampai saya bosan mendengarnya.

Galungan yang sepi, ketika tidak bisa pulang kampung ke Tabanan. Tapi sisi baiknya, keempat saudara alm Bapak pulang ke rumah untuk sembahyang. Life is changing everytime. Bibi 1 yang baru buka warung makan sedang sedih karena hpnya hilang di tkp. Bibi 2 sibuk mengurusi sang suami yang bermasalah. Bibi 3 degdegan dengan perjalanan pertama sang cucu. Dan bibi 4 masih tetap lengket dengan paman. Mama? Kini terbaring dengan vertigonya yang kambuh.

At least, Galungan ini indah. Seindah penjor yang masih berseri meskipun batangnya patah sepanjang satu kaki. Maka, seperti ucapanku lewat sms:

"Mmeengharapkan katta-kata yangg indaah llewat smskuu ini? Sori, temann, laggi gak adaa ide nih. So, daripada bengong, kumpulkann saja huruf yyaang berlebih ;)"

Gotcha? :D

You Might Also Like

0 comments