Koloni
00.14Entah mengapa detik ini terpikir olehku tentang koloni. Deretan semut yang berjalan berjejer, ketika sebuah telapak tangan ukuran manusia normal menutupi jalannya, maka barisan di belakang akan terpecah. Terpecah untuk sementara. Karena dalam hitungan detik selanjutnya, pasukan mendapatkan arah kembali. Arah yang berbeda, namun tujuan yang sama. Kembali bersama koloninya.
Dan aku, terkulai di sini. Di atas sebuah pir besi dengan napas dan batuk bersahutan, mengkhayal tentang koloni. Siapa koloniku? Ke mana jalanku? Kadang ketika aku tersendat di tengah jalan, langkah itu benar-benar terhenti.
Stuck.
The end.
Koloni, bukan pasukan yang selama ini berjalan bersamamu namun menikammu dari belakang. Koloni, bukan pasukan yang berikrar akan bersamamu namun dipaksakan. Jadi, di mana koloniku?
0 comments