About EDU
18.27EDUcation...
Huehehehe. Ada dua film yang sangat menyentuh hati saya. Berikut sedikit review-nya. Sebenarnya bukan review, tapi preview dari kacamata saya sendiri.
- 3 Idiots
Dahulu saya pernah berjanji pada diri saya, kalau saya akan berhenti nonton film India dan tidak akan menghamburkan uang demi membeli vcd bajakan lagi. Tapi setelah nonton My Name is Khan, pikiran saya kembali terbuka. Apalagi setelah menonton film ini. Dari rating 1-10, saya berani memberi rating 100! Absolutely excellent! Cara pengambilan gambar, plotnya yang maju-mundur, dan semua emosi yang terekam itu benar-benar luar biasa! Tidak ada kesan muluk-muluk seperti film yang selama ini saya tonton. Ini tentang kejadian di seputaran kita yang biasa terabaikan. Diangkat dengan amat manisnya, berpadu dengan bumbu konyol hingga saya tak bosan untuk berkali-kali menontonnya.
Rancho, Raju, dan Farhan. Tiga orang mahasiswa teknik mesin dengan latar belakang berbeda mulai membina persahabatan semenjak menjadi teman sekamar. Raju, berasal dari keluarga miskin sementara Farhan terpaksa masuk karena keinginan ayahnya yang amat besar untuk menjadikannya insinyur. Mereka berdua terpana dengan keunikan pikiran seorang Rancho (Phunsukh Wangdu). Chase the excellent, success will follow. Sesuatu itu gratis, hanya perlu seragam saja. Sekolah pun, hanya dengan bermodal seragam, maka pengetahuan akan didapat dengan cuma-cuma. Keeksistensian seorang petinggi universitas, lalu tragedi yang terjadi karena beban pikiran, semua dikemas di sana. Bagaimana kesewenangan dan otoritas itu mengena, membuat Raju terpojok hingga akhirnya mencoba bunuh diri. Lalu tentang kebaikan Rancho yang menolong proses kehamilan cucu sang VIRUS (Rektor)dengan vacuum cleaner hingga membuat VIRUS berubah pikiran. Ah.. Saya tidak bisa menuturkan sesuatu dengan baik (takutnya malah menjadi sepanjang durasi film). Tapi film ini benar-benar jadi rekomendasi saya buat kamu! - An Education
Sebuah karya 2009 juga, tentang kehidupan seorang remaja perempuan di Inggris pada tahun 60an. Ketika itu seorang Jenny yang memiliki otak brilian dan disegani oleh sekolah perlahan berubah sikapnya karena bertemu dengan seorang pria. Dengan keglamorannya, orang tua Jenny juga berubah dan menyetujui hubungan mereka. Jenny yang dulunya rajin belajar mulai memamerkan kebahagiaannya di depan guru-gurunya dan memilih jalan yang salah. Ia membuang kesempatannya untuk melanjutkan kuliah, dan berhenti dari sekolahnya karena akan menikah. Namun, segera saat acara makan malam (acara pertunangannya) tiba, Jenny akhirnya menemukan sebuah fakta. Bahwa pria yang dicintainya ternyata telah memiliki istri dan anak.
Dan itulah... Sebuah fakta di seputaran kita. Lagi-lagi, sebuah kelam yang ditampakkan dengan cara apik. Menyuguhkan kenyataan bahwa kaum perempuan memang cenderung memilih pria yang dicintainya ketimbang pendidikan. Bahwa bisa saja cinta itu menghancurkan masa depanmu. Seperti Jenny, yang akhirnya harus kembali mengulang pelajarannya di tahun ketiga SMU-nya. Beware ladies! :O
0 comments