Sisters

18.01

Hai...

*wave*

Hari ini saya sangat bersyukur dilahirkan enam tahun lebih awal dari adik saya. Bersyukur karena meskipun karena jarak umur yang terpaut jauh itu memisahkan pola pikir kami, tapi setidaknya, tidak ada kejadian seperti dalam film-film dan di sinetron. Dulu saya memang sempat menyesalkan kenapa adik saya tidak sebaya, jadi mungkin kami akan klop dalam berbagai hal. Tapi ternyata pikiran saya salah. Klop itu tidak selalu baik. Apalagi menyangkut soal adat. Tidak muluk ya, hidup saya memang terkekang oleh adat. Rumit memang, tapi saya yakin pasti nanti ada titik terangnya. Seperti permasalahan matematika, ketika berhari-hari tidak menemukan penyelesaiannya, di suatu pagi saat pup tiba-tiba ide itu terlintas. Buri-buri Pupman (c) Taamo.

Kembali lagi soal adik, insiden itu beberapa kali menimpa satu sudut kerabat kami. Membuat si kakak terlangkahi. Terpeta jelas di benakku saat aku memposisikan diri sebagai seorang kakak. Jika adikku yang seperti itu, betapa amburadulnya pikiranku. Pasti, aku juga akan memasang tatapan itu meski sudut bibirku melengkung, tersenyum menyapa kerabat. Hah... Hidup ini rumit. Persaudaraan itu rumit.

Tapi saya bersyukur mempunyai saudara. Meski pertengkaran itu selalu bernyawa. Haha. Paling tidak, hari-hari saya menjadi tidak flat oleh kehadirannya (baca: tersiksa karena kejahilan saya) :)

You Might Also Like

0 comments