Si Komo Mau Lewat

14.31

Hati-hati Si Komo mau lewat...

Ah, mengingatkan saya pada lagu masa kecil, di mana ketika itu saya masih bisa melihat kotak televisi bercerita tentang kemacetan lalu lintas di kota-kota besar seperti Jakarta. Membayangkan seekor monster besar berukuran lebih dari sekadar dinosaurus menjelajahi aspal. Mengguncang jalanan, mengundang deretan mobil yang berjejer karena terjebak akhirnya saling membunyikan klaksonnya. Masih sama, bayangan itu lekat di otak saya. Dan kini bayangan pun berevolusi menjadi kenyataan. Keluar dari kotak kaca, bersimbah dari uap-uap partikel udara yang tercemar.

Lampu merah masih menyala, bel pun turut menyalak.

Lampu hijau benderang, pengemudi tetap tak bisa berperang.

Mereka terdiam. Berjalan lebih lambat dari gerak siput. Kuapan, kantuk, cerca, kernyit dahi, maki, semua terangkum jadi satu dengan panas yang membara. Sama dengan saya, yang hanya bisa menghela napas panjang beberapa kali karena mulai tidak sabaran dengan sumber kemacetan yang sebenarnya. Hei.. Denpasar kena bom? TIDAK. Jangan lagi. Setidaknya, bukan itu penyebab Si Komo buatan ini. Jalanan besar itu tercekat karena kendaraan besar. Mereka, mereka semua yang memiliki mobil mengeluarkannya secara serempak saat menjemput anak-anak sekolahan. Lain lagi dengan orang kantoran, yang massanya bergerak tepat ketika setengah hari telah usai. Pun di sebelah sana, pada banyak jalanan besar, beberapa warga yang beribadah memarkir barang tersiernya di tengah jalan.

Aaaaaa....!

Cukup!

Kenapa semua harus berlagak kaya? Kenapa harus saling memamerkan kekayaan? Sampai sekarang saya tidak mengerti, kenapa dunia berubah dengan cepatnya. Individualisme semakin meningkat, menjatuhkan pekerjaan milik orang lain. Kasihan supir bemo, supir angkot yang tidak mendapat muatan. Akhirnya toh mereka saling mengoper muatan. Lalu mana delman-ku sekarang, hm? Tidak ada. Sudah punah.

Pemerintah seharusnya mencanangkan suaka margasatwa bagi adat tradisional kita yang kunjung melangka.

Satu pertanyaan terakhir saya adalah, ke mana program hari bebas kendaraan di Denpasar yang terpampang besar-besar berbulan yang lalu, hm?

You Might Also Like

0 comments