Yang Terlewat
00.21Juli....
Agustus...
Dan tiba pada pertengahan September. Ada banyak cerita yang belum terungkap, seperti ketika sedang menjalani studi banding ke Jakarta itu. Aku malas untuk bercerita. Malas mengingat seberapa buruknya kegiatan itu. Diare 4 bus, gempa bumi, sampai hilangnya rasa seganku pada salah satu dosen dan teman yang kuanggap baik. Aku tak akan mengulasnya, sungguh. Kalau bisa, biar terhapus saja semuanya.
Buruk.
Akhir Agustus, kami sudah diterima secara resmi di SMPN 9 Denpasar. Aku dan Candra mengambil team teaching, kelas yang diasuh oleh dua guru secara bersamaan. Mungkin bagi Abdi dan Ardita, model yang seperti ini tidak seru. Tapi ternyata tidak seperti yang awalnya aku dan Candra bayangkan. Misalnya saja, team teaching itu ternyata nyaris sama dengan reguler, baik dalam pembuatan rpp (hanya membagi tugas untuk guru 1 dan guru 2) maupun dalam penyajian materi, tentu didominasi oleh satu orang saja. Jadi intinya, sama saja.
Buruknya, kelas yang kami ambil adalah kelas C dan D. Secara sepintas ketika observasi, kelas D lebih adem dan pasif. Tapi begitu memasuki kelas C dengan pintu yang tersingkap (lepas keduanya), mental kami terasa diuji. C untuk cerewet, centil, campah, tapi juga ceria. Yah... semoga PPL kami berjalan lancar.
Lalu soal pernikahan Mbok Tu Rela dan Mbok Dek Devi. Kedua sepupuku itu menikah dengan waktu yang nyaris bersamaan. Masih sibuk sampai sepekan ini. Dan pikiranku tambah disibukkan dengan masalahku sendiri. Entah bagaimana harus mengatakannya. Aku ingin menikah tanpa beban. Bisakah? Astungkara.
0 comments