OWL Ramalan
08.16"Tubuh yang muda.. dan bersemangat.."
Entah kenapa sayup-sayup suara itu mendengung-dengung di kepalanya. Reid sontak terkejut, badannya nyaris melompat kala suara itu terdengar. Rekaman ingatan buruk terputar ulang, dan Reid tahu betul, tidak ada seorangpun yang mengatakannya di sini, tepat saat ini. Ruangan ujian, ya, dia masih berada di sana, mengerjakan ujiannya. Ramalan, ujian mata batin. Ujian penuh kenestapaan bagi putra kedua Rendall yang ternyata oh ternyata masih memikirkan perkataan profesor Trewlawney di saat ia berumur empat belas tahun.
"Kecerdasan dan vitalitas tinggi, sayangnya akan meredup karena jiwa mudamu yang mengkerut dan rapuh.."
Baru empat belas tahun, please, dan dia telah dikutuk.
--Err, hanya sugesti, sebenarnya.
Reid menelan ludahnya dengan alis tertekuk, tangannya terkepal kuat lantaran kerongkongannya terasa begitu kering. Begitu sialnya ia: enzim ptialin itu serasa membatu, tak mau terteguk dengan lancar. Pemuda asuhan asrama gagak itu menarik napasnya dalam-dalam, berusaha mengenyahkan kalimat-kalimat yang mengganggu pikirannya. Bukan Profesornya yang ada di mimpi beruntun buruknya selama beberapa minggu terakhir, melainkan dua kalimat itu. Kalimat yang disangkanya membawa kesialan dalam hidupnya akhir-akhir ini. Reid depresi, tapi kini sudah lebih membaik daripada awal pertamanya mengerjakan OWL.
Lalu, dilepasnya kepalan tangannya secara perlahan. Dipandanginya telapak tangan kanannya, tangan aktif yang kini akan ia gunakan sebagai bahan ujian. Palmistry. Meramal garis tangan yang terbagi-bagi menjadi beberapa bagian. Untunglah instruksinya hanya meramal tiga garis utama, tiga garis yang paling terlihat mencolok pada lukisan telapaknya.
Ngomong-ngomong, ini kali pertama ia memperhatikan telapak tangannya sendiri. Yang biasanya ia simak hanyalah tangan Phitton. Tangan gadisnya itu mungil, mungkin lebarnya hanya berkisar tujuh puluh lima persen dari lebar tangannya sendiri. Lagipula kulit Phitton sangat lembut, nyaris sebanding dengan tekstur selimutnya di rumah. Tambahan, dia juga...harum. Tahu-tahu Reid Rendall sudah mengulum senyumnya, pikirannya malah telah jauh melayang ke luar ruangan. Mengandai-andai kecil tentang bagaimana tampang Lucia saat mengerjakan ujiannya. Well--kelas pilihan mereka berbeda.
Tiba-tiba Reid berinisiatif melirik Azursky. Ketika mengetahui gadis itu hampir selesai membaca garis tangannya di depan sang penguji, ia nampaknya agak kelimpungan. Buru-buru dilihatnya ketiga garis utama, sambil berkomat-kamit menghapal kembali arti garis yang telah dibacanya dari buku pegangan kelas ramalan. Garis pertama. Heart line, garis yang ada pada bagian teratas telapak tangannya adalah garis yang memiliki pengaruh terhadap emosi dan hubungan tertentu dari si empunya. Garis hati miliknya, tampak panjang namun tidak menyentuh kedua sisi. Garis kedua, head line, menyangkut memori, kecerdasan serta alasan. Panjang garis miliknya nyaris tujuh per delapan lebar telapak tangan, namun garis yang tebal hanya berukuran tiga per empat lebar telapak tangan. Bila dilihat dari jauh, garisnya tampak lurus, padahal sebenarnya ada sedikit lengkungan.
Oke. Terakhir, garis kehidupan, garis yang paling dekat dan mengitari ibu jari. Garis miliknya tidak sampai pada pergelangan tangan. Terputus kurang lebih dua puluh lima milimeter dari garis bawah telapak tangannya itu. Di sebelah kirinya terdapat garis tipis yang sejajar, mengikuti arah lengkung dari garis kehidupannya. Sementara sekilas life line dan head line-nya memiliki jarak, sebenarnya ada dua garis tipis yang menghubungkan mereka.
Kepala Reid terangkat tepat saat pengujinya mendekati dirinya. Reid mengulurkan tangannya, memamerkan telapak kanannya di atas meja, selagi telunjuk kirinya menutul-nutul garis hatinya. Pikirannya mulai menata kalimat demi kalimat yang memiliki artian (setidaknya hampir) sama dengan yang tercantum pada bukunya. Ia berdeham. "Jadi, Sir, garis hati saya berawal dari bawah telunjuk, letaknya agak ke atas, yang berarti saya adalah tipikal orang pencemburu." Ia memberi jeda sesaat, agaknya artian satu ini benar adanya. "Namun garis saya panjang, menandakan saya memiliki pandangan idealistik yang amat tinggi terhadap cinta. Garis saya juga terbilang tebal, konon bisa mendapatkan cinta sejati dan penuh kesetiaan." Ha. Kenapa bisa bagus sekali, eh?
"Lalu, garis pikiran, head line yang saya punya--," jari telunjuk kirinya kini turun perlahan ke bawah, berhenti saat menunjuk garis di pertengahan telapak tangannya,"--panjang, bisa menjadi seorang diplomat yang baik,"Reid mengerutkan dahinya tanda tak percaya. "Lalu garis ini jelas dan lurus--oke, nyaris lurus, dimana ini menerangkan bahwa keputusan yang saya buat adalah tegas dan jelas. Garis pikiran saya dimulai dengan adanya jarak dari garis kehidupan, artinya kemandirian dan inisiatif."
Reid terdiam. Dia melempar pandangannya kepada penguji dengan sorot mata kuat. Berharap saja pengujinya mengerti arti tatapannya itu. Reid tidak membual, by the way, ia hanya menjelaskan arti dengan ingatannya. Tidak ada yang dilebih-lebihkan, walau mungkin ada kekurangannya, tentu saja.
"Dan yang ini, Sir, garis kehidupan. Jaraknya dengan garis pikiran menandakan bahwa saya memiliki pengendalian diri yang kurang." Benar juga, Reid kini tidak seperti ketika umurnya masih di awal belasan. Ia lebih temperamen (walau ditutup-tutupinya), dan sering melakukan hal-hal yang tidak berguna. Apalah arti inisiatif jika ia tidak terkendali? Setelah ini mungkin Reid harus belajar banyak tentang yoga.
"Life line berawal dengan bentuk garpu, menunjukkan keloyalan, kejujuran, serta handal. Lalu, garisnya terputus--," Reid buru-buru membuka tangan kirinya, melihat apakah garis kehidupannya di sana juga ada yang terputus. "Ah, jadi dikatakan pada ramalan bahwa saya akan mengalami penyakit namun cepat sembuhnya, karena hanya satu tangan saja yang memiliki garis terputus. Kalau dua-duanya, mungkin saya akan terkena penyakit serius yang membahayakan nyawa."
Begitulah ia menjabarkan definisi garis tangannya. Kini ditutuplah kedua tangannya, sembari mengulas senyum seksi kepada sang penguji. Tanda penutup ujian ramalannya.
source: 1, 2, 3.
0 comments