OWL Ramuan

08.20

Ehem.

Kini Reid tahu mengapa banyak orang membenci hari Senin. Senin itu identik dengan kesialan dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Ramuan? Oh, betapa sempurnanya hari ini.... Tapi bohong. Ya--kau tahu, nilai pelajaran meracik ramuan Reid Rendall tidak pernah di atas rata-rata. Outstanding hanya sebuah khayalan baginya. Logikanya tak pernah mempan pada bagian satu ini. Namun berhubung hasil konsultasi karirnya memberikannya pilihan pada pelajaran ini, mau tidak mau Reid harus belajar menerima keadaan dengan hati yang lapang.

Dua tahun lagi bersama Severus Snape? Lalala. Loncat saja ke sungai Amazon, Reid.

Tapi, setidaknya ia bisa menghibur diri dengan membandingkan betapa seksi dan kerennya ia (uh, sangat jauh) daripada penampilan Profesor Snape yang membosankan. Rambut berkilap penuh minyak, ha, Reid yakin sang kepala asrama Slytherin tidak pernah keramas selama berbulan-bulan. Satu hal yang menjadi pertanyaannya adalah, mengapa sahabatnya Taff benar-benar bertahan satu c.i.n.t.a pada pria tanpa ekspresi yang gemar memotong poin? Misterius.

Dan pikirannya yang melayang-layang pun terpaksa pupus di tengah jalan lantaran namanya yang sederhana itu disebut dengan nada datar oleh sang pengawas ujian. Lalu pemuda itu bangkit, bergerak sejenak ke arah berlawanan guna menitipkan barang-barangnya pada Phitton, sebelum akhirnya memasuki ruangan dengan perasaan harap-harap cemas. Sayangnya ini bukan acara reality show. Dia tidak akan terkenal setelah mengerjakan ujiannya. Walau begitu, Reid sudah punya trik-trik khusus yang sempat dibacanya dari buku diary Ralph.

Mau sukses? Anggap saja kau bisa mengerjakan semuanya.


Anggap saja, kan?

Pura-pura.

Bersandiwara.

Beri tepuk tangan yang meriah, kini hadir bintang baru Broadway yang cemerlang di panggung ujian yang menyedihkan. Oke oke, terima kasih. Reid kini mengambil peran menjadi Suffering Snape. Berakting sebagai ahlinya ramuan, dan dengan sok percaya diri memilih meja ketiga untuk praktek ujiannya. Padahal, bahan-bahan yang ada di atasnya sangat asing bagi Reid. Maklum, dia kan selalu membolos kelas ramuannya. Tapi, seorang aktor profesional tidak gentar menghadapi panggung. Ini tantangannya.

Menoleh dengan sok dingin ke arah kuali yang terisi 60% nya dengan zat pelarut paling umum: H2O, Reid lantas merapalkan lacarnum inflamarae ke arah tungku apinya. Memanaskan air demi kesempurnaan melarutkan bahan ramuan. Apa saja yang ia punya? Sneezewort, tanaman dengan daun berbubuk yang menyebabkan bersin. Kemudian Scurvygrass, ditemukan di daerah pinggir pantai, bunganya putih dengan empat kelopak yang berbentuk menyilang. Lovage a.k.a Levisticum officinale, tumbuhan kuliner dan obat-obatan sebangsa wortel, dan satu lagi... Ha. Hati buaya. Suffering S si lelaki buaya darat, kini menyimpulkan sesuatu. Bahwa ini adalah bahan-bahan pembuatan cairan linglung.

Hati buaya, identik dengan kecurangan percintaan. Bila ketahuan, maka buatlah si pacar kesekianmu itu menjadi linglung hingga tak tahu apa-apa. Non sense, iya, dalam hati Reid Rendall yang terdalam pun berkata demikian. Namun ini perannya kan? Maka memang sepatutnya ia menghayatinya sebaik mungkin.

Jadi, waktunya adalah enam puluh menit. Seperenamnya telah dihabiskan untuk menanti buih-buih air panas berkumpul merata. Selama itu Reid bersiap dengan menggunakan sarung tangan naga, membersihkan dan juga menyisihkan bahan sesuai urutannya. Sudah sampai seratus derajat celcius, hm, saatnya mencampur bahan-bahan. Langkah pertama, rebus dua tanaman pertama yang telah ia sebutkan sebelumnya. Sneezewort, scurvygrass, ia langsung masukkan ke dalam belanga berisi air mendidih. Yap. Bunuh dulu kumannya.

Selanjutnya, ia biarkan tanaman yang direbus tadi mengeluarkan cairan yang berpadu dengan zat pelarutnya, selagi mengiris tipis-tipis hati buaya yang baunya bleh, mengiris hatinya. Kenyal dan berair, saat belatinya memotong organ hewan reptil itu dengan cermat (sok cermat sebenarnya), dan dalam beberapa menit ditambahkannya irisan itu ke dalam kuali. Suffering S mengambil kayu pengaduk. Mengaduk calon ramuannya searah jarum jam hingga akhirnya mengental dan berwarna merah tua keunguan. Sedikit lagi rampung. Tinggal bubuhkan lovage, penetralisir racun. Jangan sampai kelupaan jika tidak ingin ada efek membahayakan lainnya selain membingungkan sang korban.

Lalu aduklah lagi hingga berubah warna.

Suffering S tersenyum menyeringai. Cairan linglungnya nampak telah sukses dibuatnya. Warnanya kuning. Aneh, memang. Tapi setidaknya ia sudah berusaha. Langkah terakhir yang ia lakukan adalah menyaringnya sebelum memasukkan contoh ramuan ke dalam botol kaca. Done? Belum. Reid harus menuliskan namanya pada label botol dan juga perkamen. Namanya bukan Suffering Snape, by the way. Lakonnya sudah usai. Entah pekerjaannya benar atau salah, Reid sudah pasrah-pasrah saja. Yang pasti, agaknya ia menjadi sedikit bergairah setelah mengikuti anjuran kata-kata dalam buku tolol kakaknya itu. Berpura-pura ternyata masih menyenangkan untuk seukuran bocah berumur enam belas tahun.

Sangat menyenangkan, berakting itu.

Dan sampailah pemuda itu pada pengujung acara, meraih pena bulu, mulai menuliskan nama ramuan beserta hal yang penting bagi ramuannya. Ha. Memangnya dia tahu hal yang benar-benar penting?

Confusing and Befuddlement Draughts
Reid Rendall - OWL - Ravenclaw


Catatan: Jangan lupa masukkan lovage agar menetralisir hati si buaya darat


Pura-pura sajalah.

You Might Also Like

0 comments